Selamat Datang di Kecamatan Remboken... Semoga Hari Anda Menyenangkan

Kamis, 21 November 2013

Sejarah Nama Desa di Remboken

1. Leleko : Desa ini memiliki banyak tempat permandian umum dari sumber air panas, sehingga menjadi tempat favorit penduduk Remboken untuk mandi. Setiap orang yang dating untuk mandi di tempat-tempat permandian, oleh penduduk desa akan bertanya,: “Le’le kou ? atau Lumele kou ? yang artinya “Apakah kamu mau mandi ?”….. Maka lama kelamaan istilah Le’le ko menjadi popular sehingga kemudian menjadi nama kampung tersebut, yaitu Leleko.

2. Paslaten:  “kampung terjepit”

3. Talikuran: Nama arah mata angin “Barat”

4. Timu : Nama arah mata angin “Utara”

5. Sendangan : Nama arah mata angin “Timur”

6. Kaima : Di tempat tersebut dahulu terdapat sebuah pohon “Kaima”

7. Sinuian : Sejarah mencatat bahwa pada tanggal 18 Juni 1901, penduduk Remboken telah “menipu” sekelompok orang “Mamu’is” (atau Mapupu'is), dengan "membalikkan kenyataan" dari apa yang dicari kelompok Mamu'is. Kelompok Mamu'is adalah kelompok pencari /pemenggal kepala orang yang pernah eksis pada sekitar tahun 1800-an hingga awal tahun 1900-an. Dalam peristiwa ini, Kelompok Mamu’is tidak berhasil mendapatkan kepala orang dari penduduk, tetapi justru kepala Mamu'is - lah yang dipenggal oleh penduduk, sehingga muncul istilah bahwa Mamu'is telah di "su'i" (artinya: dibalikkan kenyataannya) oleh penduduk. Penduduk menyebut lokasi terjadinya peristiwa itu dengan nama “Sinuian”, yang artinya “Tempat membalikkan kenyataan”.

8. Parepei : Diambil dari nama Legenda Wangko Ni Parepei atau Si Raksasa Parepei / Si Parepei Bertubuh Raksasa. Legenda ini merupakan suatu legenda tentang kekuatan dan kekuasaan Orang Remboken pada sekitar abad ke-7 di kampung tersebut. Kampung kelahiran Si Raksasa Parepei ini, kemudian dinamakan desa Parepei.

9. Pulutan: tanah kampung ini banyak mengandung tanah liat, yang oleh penduduk disebut dengan “Tanah Pulut (tanah liat).
Dari tanah liat (pulut) ini, penduduk kemudian mengembangkan produk gerabah hingga terkenal sampai ke negeri Jepang.

10. Kasuratan: Artinya, terdapat pohon Surat. Di kampung ini banyak terdapat jenis pohon Surat yang kulitnya digunakan untuk meracun ikan di danau Tondano.
Versi lain mengatakan bahwa nama Kasuratan diambil dari kata “kinasuratan” yg artinya,: “sudah disuratkan atau sudah ditakdirkan” untuk merantau dan membangun negeri yang lain.

11. Tampusu: kondisi kampung ini adalah sebuah gunung, dan dari jauh terlihat berbentuk “pusu” atau “jantung”, sehingga penduduk menyebutnya,: “taum’pusu”, yg artinya “berbentuk seperti jantung”. Maka kemudian nama  kampung dan gunung itu lebih dikenal dengan Tampusu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar